Survei Symantec Bencana Meningkat, Biaya Disaster Recovery Bengkak

Jakarta – Berbagai macam bencana alam, ledakan bom dan berbagai gangguan lainnya dapat menyebabkan sistem IT di berbagai perusahaan mengalami downtime. Alhasil biaya untuk melakukan disaster recovery (DR) pun meningkat signifikan.

Hal ini terungkap dari Survei Disaster Recovery yang dilakukan Symantec Corp terhadap 1.650 perusahaan di seluruh dunia. Dalam survei ini terlihat bahwa terjadi peningkatan tekanan DR terhadap perusahaan akibat tingginya biaya downtime dan lebih ketatnya tingkat layanan TI untuk mengurangi risiko terhadap bisnis.

Dari survei ini juga terungkap bahwa tanggung jawab profesional IT untuk melakukan DR meningkat. Namun, ada tantangan yang harus dihadapi perusahaan dalam melakukan DR, yakni pengujian DR dan virtualisasi.

“Hampir sepertiga dari seluruh perusahaan tidak melakukan pengujian untuk lingkungan virtual sebagai bagian dari rencana DR, serta lingkungan virtual juga tidak diback-up secara berkala,” papar Technical Manager Symantec Asia South Geography Raymond Goh saat mengumumkan hasil Survey Disaster Recovery di Hotel Grand Hyatt, Jakarta (20/10/2009).

Masih dari survei yang sama, terungkap bahwa DR semakin berdampak pada pelanggan dan pendapatan dibanding tahun sebelumnya. Sekitar 40 responsen menyebutkan bahwa pengujian DR akan berdampak pada pelanggan perusahaan, sedangkan 27 persen melaporkan pengujian seperti itu dapat berdampak pada penjualan dan pendapatan.

Mengingat pentingnya pengujian DR, Symantec merekomendasikan kepada perusahaan untuk mengevaluasi dan mengimplementasikan metode pengujian DR yang dapat dilakukan berulangkali tanpa mengganggu operasional bisnis.

Selain itu yang tak kalah penting adalah mengimplementasikan lebih banyak tools otomatisasi untuk meminimalisir keterlibatan manusia dan mengatasi kelemahan-kelemahan lain dalam rencana DR, serta melibatkan mereka yang bertanggung jawab untuk virtualiasi ke dalam rencana-rencana DR.

Tinggalkan komentar